Translate

Rabu, 09 Oktober 2013

Ilmu Sesat



Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya (Dikutip dari Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu).
Ilmu tidak begitu saja diperoleh secara singkat seperti yang sering kita lihat di tontonan televisi kita, dimana seringkali penurunan ilmu hanya melalui sentuhan sesaat dari guru ke murid dan ilmupun sudah menurun ke muridnya. Ilmu diperoleh dengan usaha terus menerus di bawah bimbingan seseorang yang disebut guru, dimana pada era digital peran seorang guru sedikit banyak tergantikan oleh media yang dinamakan internet. Ilmu bersifat netral dalam artian setelah seseorang menguasai sebuah ilmu, pemanfaatan ilmu tergantung kepada penggunaannya, akan digunakan dalam kebaikan atau kesesatan.
Penggunaan istilah Ilmu sesat pada masyarakat kita sudah sangat lazim untuk menggambarkan ilmu yang dikuasai oleh seseorang (dukun) untuk mencelakai orang. Akan tetapi, kalau kita melihat sifat dari ilmu itu sendiri yang netral dan bisa berubah menjadi baik atau sesat tergantung pada penggunanya dan penggunaannya, maka semua ilmu berpotensi untuk sesat.
Ilmu yang paling canggih pun seperti teori atom, menjadi sesat ketika hasil dari teori atom tersebut yaitu bom atom membunuh ratusan ribu manusia pada perang dunia II, atau ilmu komputer yang digunakan untuk menerobos dan mengambil data pada jaringan komputer milik orang lain dan melakukan perusakan atau memanfaatkan data yang ada di dalamnya. Kesimpulan tulisan di atas adalah ilmu bersifat netral, yang menyebabkan ilmu berpotensi menjadi sesat adalah penggunanya yaitu manusia, sehingga bisa dikatakan tidak ada ilmu yang sesat yang ada adalah manusia yang sesat.

2 komentar:

Taufik Fahrudin mengatakan...

Jadi kesimpulannya bahwa ilmu itu kembali kepada si personnya, bagaimanakah ia menggunakan ilmu tersebut.. hmm, harus pandai-pandai memanfaatkan ilmu dan juga mengajarkan kepada orang lain juga..

Rahmatul Irfan mengatakan...

Iya. Man Behind The Gun. Jadi guru harus hati hati, karena kalau sampai ilmu itu dimanfaatkan untuk jalan yang tidak benar, ya ikut kecipratan dosa nya, jadi di sela sela mengajar sampaikan pendidikan moral juga ke anak didik, supaya ilmu yang diajarkan bermanfaat dan memberikan pahala yang walaupun kita sudah meninggal, masih mengalir ke kita.