Translate

Kamis, 24 Oktober 2013

Pelajaran Tentang Pendidikan Karakter (Mau Mendengar dan Menerima Kritik)

Hari ini kamis malam jumat seperti biasanya saya dan beberapa pelajar di Technische Universitat Dresden yang berasal dari Indonesia melaksanakan pengajian yasinan yang disambung dengan makan malam bersama dan sharing ilmu. Salah satu materi yang cukup menarik kami bahas di forum tersebut, salah satu issue yang kami bahas adalah mengenai "Nasihat berbentuk Teguran".
Kami mengumpamakan ada 2 orang sebut saja si A dan Si B, sedang berada di hutan, Si A tidak membawa tongkat dan si B membawa tongkat, ketika berada ditengah jalan tiba tiba Si A mendorong si B sampai terjatuh dan si B pada waktu jatuh tidak mengetahui alasan kenapa dia dorong oleh si A. Alasan si A mendorong si B adalah karena di samping si A ada ular yang siap mematok si B, dan akibat dari dorongan yang dilakukan oleh Si A , maka si B pun terhindar dari patokan ular berbisa yang matikan.  
Ada 2 potensi permasalahan yang bisa ditimbulkan dari cerita tersebut, yaitu si B di patok ular berbisa yang mungkin saja mengancam nyawanya, dan si A yang berpotensi untuk di pukul  tongkat oleh si B secara spontan, karena si B tidak / belum tahu alasan kenapa si A mendorongnya hingga terjatuh. Akan tetapi tindakan yang dilakukan oleh Si A menyelamatkan jiwa si B.  Dari hal itu kita bisa analogikan dalam kehidupuan, seringkali kita di nasihati berupa teguran oleh orang lain, dan kita secara alamiah akan melakukan denied (penolakan) terhadap teguran tersebut, yang apabila kita pikirkan lagi dengan pikiran yang jernih, nasihat yang berupa teguran yang sangat keras membawa kebaikan kepada diri kita untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, apabila kita menerima nasihat, teguran atau kritik yang sangat keras sekalipun kita harus bersyukur, karena orang lain melihat diri kita sebagai orang yang "perlu diselamatkan" dari keburukan, jangan selalu memandang nasihat, teguran atau kritik sebagai salah satu bentuk kebencian mereka kepada diri kita, tetapi pandanglah sebagai bentuk kecintaan mereka kepada diri kita. Salam.

Tidak ada komentar: