Translate

Rabu, 06 November 2013

Pengguna Internet di Indonesia dan Anak anak yang kehilangan masa kanak kanaknya.

Saat ini traffic terbesar internet dunia berasal dari Asia yaitu sebesar 44.8%, di susul dari daratan biru Eropa 21,5%, North America 11.4%, Lat Am/Caribb 10.4%, Africa 7.0%, Timur Tengah 3.7% dan Oceania/Australia 1.0%. Sumber (http://www.internetworldstats.com/stats.htm). Apabila kita amati lagi traffic terbesar yang berasal dari Asia ternyata di duduki oleh China 538 juta user , India 137 juta user, Jepang 101.2 juta user dan disusul oleh Indonesia dengan 55 Juta user. Penetrasi internet Indonesia terbilang besar karena dari 220 juta penduduk, pengakses internet yang berasal dari Indonesia hampir mencapai 25% atau 1 dari 4 dari penduduk Indonesia mempunyai akses Internet. 
Facebook, twitter, dan aplikasi sosial media lainnya sudah barang tentu sangat akrab di masyarakat Indonesia, data dari Internetworldstats mengatakan pengakses Facebook dari Indonesia termasuk dua besar di wilayah Asia yaitu 51 juta setelah Cina dengan 62 juta. Jadi apabila diambil kesimpulan sederhana, 92,7% pengguna Internet di Indonesia mempunyai akun di facebook. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila facebook menjadi sarana yang sangat penting untuk berkomunikasi, disamping mengasyikan, komunikasi dengan facebook juga realtime. Bahkan ada pendapat yang mengatakan kehidupan di Facebook menurut orang Indonesia sudah seperti kehidupan real, "masyarakat" Indonesia di Facebook berbagi apa saja tentang diri mereka, dari status tentang kegiataan sehari hari, foto, obrolan yang memang mempresentasikan sebuah kehidupan. 
Segala fenomena kehidupan seperti tolong menolong, curhat, sampai dengan modus  kejahatan pun ada di dunia facebook, tidak jarang kita temui orang bertengkar hanya karena status facebook. Benarlah pendapat Albert Einstein yang mengatakan Aku khawatir bahwa kehidupan maya akan mengalahkan kehidupan nyata. Coba lihat sekeliling kita, anak anak kita lebih akrab dengan istilah istilah "kepo", "Lebay", "Cemungud Cemungud" dan istilah istilah yang lainnya, akan tetapi mereka asing dengan cara bergaul dengan dunia nyata mereka dan cenderung mulai membawa istilah dunia maya ke pergaulan nyata mereka. Anak anak sekarang tidak merasakan senangnya bermain di tengah sawah mencari belut, bermain di sungai mencari udang menggunakan "Piti" (wadah yang terbuat dari bambu) dan dipasangi bekicot sebagai umpan, dan menggunakan seser untuk mencari ikan dan dibakar di tepi sungai, mereka lebih asyik bermain Point Blank, ayodance, warcraft dota atau lost saga yang di dalamya terdapat banyak adegan kekerasan. Sangat memprihatinkan, saya tunggu saran anda apa yang sebaiknya anak anak kita lakukan agar tidak kehilangan masa kanak kanaknya di kolom komentar. Salam. 

Tidak ada komentar: