Translate

Kamis, 12 April 2012

Work Based Learning



2. Dalam buku karangan Lyn Brennan yang berjudul Integrating Work-Based Learning into Higher Education, disebutkan adanya 4 karakteristik utama yang terdapat dalam WBL yaitu: (1) Partnership, (2) Flexibility, (3) Relevance, (4) Accreditation. Uraikan satu per satu empat karakteristik tersebut, dengan membandingkan dengan 6 karakteristik WBL yang terdapat di slide show. Untuk keempat karakteristik, gunakan word count anda (tidak melebihi 150 kata untuk setiap uraian karakteristik).

Jawab:

Pengintegrasian WBL ke Pendidikan tinggi harus memperhatikan empat karakteristik penting yaitu :
1.    Partnership: (Word Count 150 )
Kesepakatan antara perguruan tinggi dengan industri yang didasarkan pada prinsip saling menguntungkan. Berbagai manfaat yang bisa didapat oleh perguruan tinggi dengan adanya partnership yaitu : (1) peningkatan kualitas pengajaran; (2) peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik; (3)  peningkatan kualitas lingkungan belajar yang tersedia. Sedangkan bagi perusahaan manfaat yang akan di dapat adalah : (1) peningkatan peluang pengembangan staf; (2) perbaikan  produk dan citra perusahaan dan hubungan masyarakat; (3) mendapatkan pengakuan atau lisensi untuk beroperasi di masyarakat;  (4) peningkatan kemampuan untuk merekrut tenaga kerja. Kemajuan sebuah perguruan tinggi ditandai dengan berapa banyak program studinya yang memperoleh pengakuan dari industri. Mislnya pengakuan tentang pengajuan kurikulumnya, berapa banyak kelas internasionalnya, berapa banyak kerjasamanya dengan organisasi atau perusahaan. Untuk memperoleh hal tersebut, Perguruan Tinggi perlu mengembangkan kemitraan dengan perusahaan dan organisasi lain dalam penyusunan struktur dan konten. Hal ini meliputi kurikulum, pedagogi dan penilaian. Melalui program kemitraan maka perguruan tinggi diharapkan dapat menyalurkan lulusan sehingga akan meningkatkan daya serap lulusan.

2.    Flexibility (WORD COUNT 150)
Fleksibilitas dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mendukung permintaan multi-Skilling dan up-Skilling and mengembangkan fleksibilitas pekerja (harus bisa memotivasi dan yang mengatur sendiri). Sebenarnya yang diinginkan oleh para pendidik maupun pengguna lulusan, adalah lulusan yang memiliki pengetahuan luas, memiliki keterampilan untuk menggunakan dan mengembangkan ilmunya di dunia kerja dan bersikap serta berperilaku menurut etika dan norma yang berlaku di masyarakat. Selain memiliki pengetahuan dan teknologi di bidangnya, lulusan juga mampu untuk bekerja mandiri dan bekerjasama dalam tim, mampu berfikir logis dan analitis serta berkomunikasi lisan/tulisan yang sering disebut dengan “capacity building”.
Peran perguruan tinggi di sini dengan adanya penerapan WBL adalah pendidikan tinggi memfasilitasi dan mendukung pembelajaran, dimana WBL bisa dilakukan tanpa terkendala batasan waktu (WBL bisa dilakukan setelah kegiatan PBM atau pada saat libur pergantian semester). Pemantauan kegiatan WBL tidak harus on site tetapi bisa dilakukan monitoring dengan cara checking job desk yang diberikan oleh perusahaan dan telah dilakukan oelh siswa dengan baik.

3.    Relevansi:
Relevansi adalah berkaitan dengan kesesuaian kemampuan lulusan dengan pekerjaan yang tersedia di masyarakat atau di industri. mensinkronkran program yang ada di kampus dengan yang ada di dunia kerja. Kebutuhan relevansi sering digunakan untuk perubahan ke kurikulum, pedagogi dan hubungan, dan terutama untuk mendukung perkembangan WBL yang tentunya agar diperoleh relevansi yang tinggi, penyusunan konten dan struktur harus melibatkan pengguna. Membangun hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan perusahaan sudah menjadi kebutuhan semua pihak. Sebab dengan terbangunnya hubungan itu dimungkinkan adanya saling mengisi dan saling menguntungkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyusun kompetensi kerja yang dibutuhkan dunia kerja secara bersama-sama antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. Dengan ditetapkanya kompetensi tersebut maka dapat disusun kurikulum yang tepat sehingga pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar mendukung pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Relevansi ini bertujuan untuk meminimalkan kesenjangan yang terjadi antara kompetensi yang dihasilkan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja.

4.    Akreditasi  (WORD COUNT 150 )
Definisi resmi dari ISO untuk akreditasi adalah “pengesahan pihak ketiga terkait dengan menunjukan kompetensi Lembaga penilaian kesesuaian  untuk melaksanakan tugas-tugas penilaian kesesuaian tertentu. “(ISO / IEC 17000:2004). Pelibatan proses akreditasi yang melibatkan dunia kerja sebagai pihak ketiga didasarkan proses mengenali dan memberikan nilai pengalaman belajar. Perlu pengembangan perangkat untuk mengarahkan WBL sehingga  dapat di integrasikan ke dalam kurikulum. Dengan demikian proses pembelajaran dapat dengan mudah diberikan penilaian dan ada standar yang dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi dimana standar tersebut di susun bersama dengan pihak ketiga yaitu perusahaan. Penentuan kriteria penilaian harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang pendidikan dan ahli dalam bidang kerja yang berasal dari dunia kerja. Standar penilaian yang sudah ditentukan akan dapat dijadikan sebagai jaminan dari perguruan tinggi dan merupakan indikator mutu dari perguruan tinggi yang akan dilakukan penyesuaian dengan perkembangan yang terjadi. Perusahaan sebagai pengguna lulusan juga dapat dengan mudah dalam melakukan perekrutan pegawai karena akreditasi melibatkan dunia kerja.

Tidak ada komentar: