2. Dalam buku
karangan Lyn Brennan yang berjudul Integrating Work-Based Learning into Higher
Education, disebutkan adanya 4 karakteristik utama yang terdapat dalam WBL
yaitu: (1) Partnership, (2) Flexibility, (3) Relevance, (4) Accreditation.
Uraikan satu per satu empat karakteristik tersebut, dengan membandingkan dengan
6 karakteristik WBL yang terdapat di slide show. Untuk keempat karakteristik,
gunakan word count anda (tidak melebihi 150 kata untuk setiap uraian
karakteristik).
Jawab:
Pengintegrasian
WBL ke Pendidikan tinggi harus memperhatikan empat karakteristik penting yaitu
:
1.
Partnership:
(Word Count 150 )
Kesepakatan antara perguruan tinggi
dengan industri yang didasarkan pada prinsip saling menguntungkan. Berbagai
manfaat yang bisa didapat oleh perguruan tinggi dengan adanya partnership yaitu
: (1) peningkatan kualitas pengajaran; (2) peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap peserta didik; (3) peningkatan kualitas lingkungan
belajar yang tersedia. Sedangkan bagi perusahaan manfaat yang akan di dapat
adalah : (1) peningkatan peluang pengembangan staf; (2) perbaikan produk dan citra perusahaan dan hubungan
masyarakat; (3) mendapatkan pengakuan atau lisensi untuk beroperasi di
masyarakat; (4) peningkatan kemampuan untuk merekrut tenaga kerja.
Kemajuan sebuah perguruan tinggi ditandai dengan berapa banyak program studinya
yang memperoleh pengakuan dari industri. Mislnya pengakuan tentang pengajuan
kurikulumnya, berapa banyak kelas internasionalnya, berapa banyak kerjasamanya
dengan organisasi atau perusahaan. Untuk memperoleh hal tersebut, Perguruan
Tinggi perlu mengembangkan kemitraan dengan perusahaan dan organisasi lain
dalam penyusunan struktur dan konten. Hal ini meliputi kurikulum, pedagogi dan
penilaian. Melalui program kemitraan maka perguruan tinggi diharapkan dapat
menyalurkan lulusan sehingga akan meningkatkan daya serap lulusan.
2.
Flexibility
(WORD COUNT 150)
Fleksibilitas dalam proses
pembelajaran dimaksudkan untuk mendukung permintaan multi-Skilling dan up-Skilling and
mengembangkan fleksibilitas pekerja (harus bisa memotivasi dan yang mengatur sendiri). Sebenarnya
yang diinginkan oleh para pendidik maupun pengguna lulusan, adalah lulusan yang
memiliki pengetahuan luas, memiliki keterampilan untuk menggunakan dan
mengembangkan ilmunya di dunia kerja dan bersikap serta berperilaku menurut
etika dan norma yang berlaku di masyarakat. Selain memiliki pengetahuan dan
teknologi di bidangnya, lulusan juga mampu untuk bekerja mandiri dan
bekerjasama dalam tim, mampu berfikir logis dan analitis serta berkomunikasi
lisan/tulisan yang sering disebut dengan “capacity building”.
Peran perguruan tinggi di sini dengan adanya penerapan WBL
adalah pendidikan tinggi memfasilitasi dan
mendukung pembelajaran, dimana
WBL bisa dilakukan tanpa terkendala batasan waktu (WBL bisa dilakukan setelah
kegiatan PBM atau pada saat libur pergantian semester). Pemantauan kegiatan WBL
tidak harus on site tetapi bisa
dilakukan monitoring dengan cara checking job desk yang diberikan oleh
perusahaan dan telah dilakukan oelh siswa dengan baik.
3.
Relevansi:
Relevansi adalah berkaitan dengan
kesesuaian kemampuan lulusan dengan pekerjaan yang tersedia di masyarakat atau
di industri. mensinkronkran program yang ada di kampus dengan yang ada di dunia
kerja. Kebutuhan relevansi sering digunakan
untuk perubahan ke kurikulum, pedagogi dan hubungan, dan terutama untuk
mendukung perkembangan WBL yang tentunya agar diperoleh relevansi
yang tinggi, penyusunan konten dan struktur harus melibatkan pengguna.
Membangun hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dengan perusahaan sudah
menjadi kebutuhan semua pihak. Sebab dengan terbangunnya hubungan itu
dimungkinkan adanya saling mengisi dan saling menguntungkan.
Hal
ini dapat dilakukan dengan menyusun kompetensi kerja yang dibutuhkan dunia
kerja secara bersama-sama antara perguruan tinggi dengan dunia kerja. Dengan
ditetapkanya kompetensi tersebut maka dapat disusun kurikulum yang tepat
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar mendukung pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan. Relevansi ini bertujuan untuk meminimalkan
kesenjangan yang terjadi antara kompetensi yang dihasilkan perguruan tinggi
dengan kebutuhan dunia kerja.
4.
Akreditasi
(WORD COUNT 150 )
Definisi resmi dari ISO untuk
akreditasi adalah “pengesahan pihak ketiga terkait dengan menunjukan kompetensi
Lembaga penilaian kesesuaian untuk melaksanakan tugas-tugas penilaian
kesesuaian tertentu. “(ISO / IEC 17000:2004). Pelibatan proses akreditasi yang
melibatkan dunia kerja sebagai pihak ketiga didasarkan proses mengenali dan
memberikan nilai pengalaman belajar. Perlu pengembangan perangkat untuk
mengarahkan WBL sehingga dapat di
integrasikan ke dalam kurikulum. Dengan demikian
proses pembelajaran dapat dengan mudah diberikan penilaian dan ada standar yang
dapat dijadikan acuan oleh perguruan tinggi dimana standar tersebut di susun
bersama dengan pihak ketiga yaitu perusahaan. Penentuan kriteria penilaian
harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang pendidikan dan ahli
dalam bidang kerja yang berasal dari dunia kerja. Standar penilaian yang sudah
ditentukan akan dapat dijadikan sebagai jaminan dari perguruan tinggi dan
merupakan indikator mutu dari perguruan tinggi yang akan dilakukan penyesuaian
dengan perkembangan yang terjadi. Perusahaan sebagai pengguna lulusan juga
dapat dengan mudah dalam melakukan perekrutan pegawai karena akreditasi
melibatkan dunia kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar