Translate

Rabu, 02 Oktober 2013

PENDIDIKAN KARAKTER



Pendidikan bukan hanya proses kegiatan belajar dalam kelas, pengertian pendidikan dalam lingkup yang lebih luas adalah proses pembentukan sikap dan perilaku yang didapat dari proses belajar mengajar. Beberapa tahun belakangan ini , pemerintah mengeluarkan kebijakan pendidikan karakter untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Karakter tidak diwariskan, tidak juga bisa diajarkan secara instan, masalah karakter adalah masalah pembiasaan, contoh simplenya adalah ketika orang tua menginginkan seoarang anak yang mempunyai karakter hidup bersih, maka orang tua harus membiasakan anak dari ketika dia kecil untuk membuang sampah pada tempatnya, dan memberikan contoh kepada anak tentang kebersihan. Pembentukan karakter anak tidak bisa hanya dengan menyuruh anak untuk melakukan suatu hal tanpa orang tua memberikan sebuah contoh setiap hari nya.
Pelajaran level pertama (Kindergarten / TK) di Jerman adalah membuang sampah, cara antri, dan makan tanpa belepotan di tubuh, piring, dan meja. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah Jerman akan kebersihan dan ketertiban yang ingin mereka bentuk karakter warganya. Para siswa di kindergaten belum diajarkan membaca apalagi hitung hitungan, mereka menyadari bahwa kebersihan dan ketertiban harus diajarkan terlebih dahulu sebelum diajarkan materi yang lainnya.
Di Indonesia tidak jarang kita temui Sekolah Dasar (SD) yang mensyaratkan input murid baru dengan persyaratan sudah bisa membaca, berhitung (tambah kurang) ,  dengan persyaratan yang ditentukan oleh beberapa Sekolah Dasar (SD) favorit tersebut, tidak ada jalan lain kindergarten / TK dituntut untuk mulai mengajarkan membaca dan berhitung (tambah kurang), dengan adanya materi membaca dan berhitung di Kindergarten / TK, maka materi yang berkaitan dengan pendidikan karakter akan berkurang tergantikan oleh materi lainnya. Hal ini bisa menciptakan manusia yang pintar tetapi mempunyai karakter yang individualis, dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Kesimpulan dari tulisan ini adalah "Sesuatu akan indah pada waktunya" memang benar adanya, berikan pondasi karakter yang kuat terhadap anak terlebih dahulu, setelah itu baru diajarkan mengenai pola berpikir lainnya kognitif, afektif , psikomotor.

Tidak ada komentar: